Gema takbir berkumandang tepat pada tanggal 20 september 2009 pukul 20.00 WIB. Saat-saat yang paling ditunggu umat Islam sedunia setelah berpuasa sebulan penuh memenuhi kewajiban diri. Mungkin akan sangat menyenangkan apabila saat-saat seperti itu kita semua sedang berada di tengah keluarga tercinta, akan tetapi berbeda denganku. Memang aku tidak sendiri, aku ditemani oleh beberapa keluarga. Hanya saja bukan keluarga inti. Telepon genggam pun menjadi satu-satunya sarana pelepas dahaga kangen bertemu keluarga yang berada di kejauhan. Tak lama setelah hari Lebaran mama dan nenek memutuskan untuk pulang ke Surabaya, benar-benar hal yang paling ku tunggu di tipa tahunnya. Kali ini memang beda, biasanya mama selalu datang sendiri tapi karena nenek ingin pulang beliau pun ikut datang. Sayangnya, justru kondisi nenek agak drop waktu perjalanan.
Sesampainya mereka di Surabaya, sakit nenek bukan semakin membaik malah sebaliknya. Berbagai usaha pengobatan tentu dilakukan keluargaku. Tak hanya satu dokter yang menangani namun kondisi nenek semakin buruk. Keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa nenek ke Lamongan desa kelahiran nenek. Kata mama,sudah lama nenek menginginakan kembali ke kota kelahirannya.
Baru empat hari kita disana, ternyata Allah berkehendak lain. Nenekku menghembuskan nafas terakhirnya Sabtu, 26 September 2009 pikul 06.00 pagi. Aku yang merupakan cucu yang hampir empat tahun tak bertemu pun merasa sangat kehilangan. Belum genap seminggu aku bersamanya, aku malah harus kehilangan belau untuk selamanya. Huffh..Ya Allah ini memang benar-benar liburan kelabu bagiku. Rencana awal untuk pergi berwisata saat liburan bersama keluarga harus gagal. Kita memang tidak akan pernah tahu rahasia kehidupan ini. Semoga Allah mengampuni segala dosa nenek dan menerima beliau di sisiNya, Amieeeen. Elina sayang nenek.. -_-
Sesampainya mereka di Surabaya, sakit nenek bukan semakin membaik malah sebaliknya. Berbagai usaha pengobatan tentu dilakukan keluargaku. Tak hanya satu dokter yang menangani namun kondisi nenek semakin buruk. Keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa nenek ke Lamongan desa kelahiran nenek. Kata mama,sudah lama nenek menginginakan kembali ke kota kelahirannya.
Baru empat hari kita disana, ternyata Allah berkehendak lain. Nenekku menghembuskan nafas terakhirnya Sabtu, 26 September 2009 pikul 06.00 pagi. Aku yang merupakan cucu yang hampir empat tahun tak bertemu pun merasa sangat kehilangan. Belum genap seminggu aku bersamanya, aku malah harus kehilangan belau untuk selamanya. Huffh..Ya Allah ini memang benar-benar liburan kelabu bagiku. Rencana awal untuk pergi berwisata saat liburan bersama keluarga harus gagal. Kita memang tidak akan pernah tahu rahasia kehidupan ini. Semoga Allah mengampuni segala dosa nenek dan menerima beliau di sisiNya, Amieeeen. Elina sayang nenek.. -_-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar